السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Selamat datang di blog kami | Berbagi dan belajar bersama

Selamat Datang di Blognya Orang Keren | Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan |

Sabtu, 25 Juni 2016

Penggunaan Passive Infrared Dalam Konservasi Komodo

Varanus komodoensis (Komodo) di Taman Nasional Komodo dan Flores
                Komodo (Varanus komodoensis) merupakan spesies kadal besar endemik Indonesia. Memiliki habitat di Pulau Komodo, Rintja, Gillimontang, Padar dan ujung barat Pulau Flores yang tergabung dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Spesies ini memiliki status IUCN kategori Vulnerable (rentan). Perlu diketahui bahwa IUCN merupakan badan yang menentukan kategori status konservasi hewan dan tumbuhan di dunia ditentukan berdasarkan IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources). Untuk mendukung upaya konservasinya, diperlukan beberapa upaya khusus, diantaranya dengan pemantauan (monitoring) untuk estimasi densitas atau memperkirakan kelimpahan atau kepadatan spesies yang terancam punah. Pemantauan (monitoring) berkaitan dengan penggunaan metode Capture Mark Release and Recapture (CMRR).
           Metode Capture Mark Release and Recapture (CMRR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung  perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Metode CMRR terdiri dari beberapa cara yaitu single mark-recapture (Metode Peterson), repeated mark-recapture (Metode Schnabel), multiple mark-recapture (Metode Jolly-Seber), dan triple-catch method. Metode CMRR dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Prinsip umum percobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan sesi berikutnya. (Williams, Nichols, & Conroy, 2001).
          Untuk mendukung metode Capture Mark Release and Recapture (CMRR) Varanus komodoensis (Komodo) maka diperlukan survey distribusi komodo menggunakan metode hunian Royle-Nichols dipadukan dengan penggunaan inframerah pasif (passive infrared) berbasis kamera untuk memonitoring keberadaan spesies ini dalam jangka panjang. Hasil penelitian yang dilakukan Ariefiandy, et al (2014) menunjukkan penggunaan kamera untuk memonitoring keberadaan komodo di kawasan Taman Nasional Komodo memiliki COV (The coefficient of variation) sebesar 71.27% dan menghabiskan anggaran sebesar $38K/tahun untuk penggunaan jangka panjang. Artinya spesies komodo tercampur secara homogen dalam populasi. Menurut Southwood dalam Adisendjaja (2001) homogenitas dalam populasi merupakan syarat penggunaan metode CMRR. Selain itu inframerah pasif (passive infrared) berbasis kamera untuk mengantisipasi hewan yang ditandai tidak terpengaruh dan tidak mudah hilang. 
Hasil penelitian layak untuk ditindaklanjuti dan diterapkan dalam rangka mengkonservasi Varanus komodoensis (Komodo) yang status IUCN kategori Vulnerable (rentan).

sumber : Ariefiandy, Achmad et al. (2014). Evaluation of Three Field Monitoring-Density Estimation Protocols and Their Relevance  to Komodo Dragon ConservationJournal of Biodiversity Conservation, 23, 2473-2490
  

          
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 

© 2013 E-Blog | Erta.com Ngeblog ∙ Designed by Alfi Ertando